Assalammualaikum..Annyeonghaseyo..
hye apa khbar..
ngeeeee.
status updateeeeeee...
*Hai jiwa yang tenang.Kembalilah kepada Tuhamu dengan hati yang puas lagi diridhaiNya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hambaKu. Masuklah ke dalam surgaKu* (QS Al-Fajr :27-30)
Ungkapan lembut tersebut adalah rayuan Allah kepada hamba-hamba-Nya...
kita perlu merayu diri sendiri, merenungi kehidupan diri kita sendiri sambil mencari.. meraih cita-cita hidup bersama Al-Qur’an.
*Jangan pernah berhenti untuk merayu diri agar segera bangkit. Tanyakanlah pada diri kita*
1. Wahai diri, tidakkah kamu malu kepada Allah SWT? Mengaku cinta kepada Allah SWT tetapi tidak merasa senang berinteraksi dengan Kalam-Nya. Bukankah ketika manusia cinta dengan manusia lain, ia menjadi senang membaca suratnya bahkan berulang-ulang? Mengapa kamu begitu berat dan sukar untuk hidup dengan wahyu Allah SWT? Adakah jaminan bahwa kamu mendapat pahala percuma tanpa beramal soleh? Dengan apa lagi kamu mampu meraih pahala Allah SWT? Infak cuma sedikit, jihad belum siap, kalau tidak dengan Al-Qur’an, dengan apa lagi?
2. Wahai jiwaku, siapa yang menjamin keamanan dirimu saat gentingnya suasana akhirat? Padahal Rasulullah SAW menjamin bahwa Allah SWT akan memberikan keamanan bagi manusia yang rajin berinteraksi dengan Al-Qur’an, mulai dari sakaratul maut hingga saat melewati shirat.
3. Wahai jiwaku, tidakkah kamu malu kepada Allah SWT? Dengan nikmat-Nya yang demikian banyak, yang diminta maupun tidak, tidakkah kamu bersyukur kepada-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an?
4. Wahai jiwaku, sedarkah kamu ketika Allah SWT dan Rasulnya mengajak dirimu memperbanyak hidup bersama Al-Qur’an? Untuk siapakah manfaat amal tersebut? Apakah kamu mengira bahwa dengan banyak membaca Al-Qur’an maka kemuliaan Allah dan Rasul-Nya menjadi bertambah? Dan sebaliknya, jika kamu tidak membaca Al-Qur’an, kemuliaan itu berkurang? Sekali-kali tidak. Semua yang kita baca dan lakukan, kitalah yang paling banyak mendapatkan manfaatnya.
5. Wahai jiwa, tidakkah kamu merasa khawatir dengan dirimu sendiri? Selama ini hidup tanpa al-Qur’an, keadaan usia makin sedikit, tabungan amal shalih masih sedikit, jaminan masuk surga tak ada di tangan. Sampai saat ini belum mampu tilawah rutin satu juz per hari, jangan-jangan Al-Qur’anlah yang tidak mau bersama dirimu kerana begitu kotornya dirimu sehingga Al-Qur’an selalu menjauh dari dirimu.
6. Wahai jiwa, tidakkah engkau teringin untuk mengikuti kehidupan Rasulullah SAW dan para sahabat serta tabiin yang menjadi kenangan sejarah sepanjang zaman dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an? Jika hari ini kamu masih enggan berinteraksi dengan Al-Qur’an apa yang akan dikenang oleh generasi yang akan datang tentang dirimu?
Ungkapan di atas adalah untuk renungan terhadap diri sendiri dalam urusan dunia dan akhirat, hal yang dianjurkan oleh Allah SWT agar hidup kita tidak berlalu begitu saja tanpa makna.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu supaya kamu berfikir. Tentang dunia dan akhirat..." (QS Al-Baqoroh :219-220)
* Wahai orang yang mempunyai jiwa yang sentiasa tenang tetap dengan kepercayaan dan bawaan baiknya, kembalilah kepada tuhanmu dengan keadaan engkau berpuasa hati (dengan segala nikmat yang diberikan), lagi diredhai (disisi tuhanmu), serta masuklah engkau dalam kumpulan hamba-hambaKu yang berbahagia, dan masuklah ke dalam syurgaKu *....
Kenapa Allah menyeru jiwa-jiwa yang tenang? Kerana jiwa-jiwa yang tenang sahaja yang mampu kembali kepada Allah dalam keadaan diredhai. Jiwa-jiwa yang tenang sahaja mampu mengharungi segala ujian dan cabaran di atas dunia ini.
Maka apakah kita tunggu lagi? Motivasi meneruskan kehidupan ini dalam keadaan terbaik dan tertinggi, adalah dengan mendapatkan ketenangan hati.
“Ketahuilah dengan mengingati Allah itu, hati-hati akan menjadi tenang.” Surah Ar-Ra’d ayat 28.
Bersihkan diri, rapati Ilahi, dapatkan ketenangan sejati.